Sabtu, 11 Juni 2016

Assalamualaikum wr.wr.


Psikologi bila dipandang dari sudut ajaran agama Islam selalu mengutamakan kebenaran dari ilahiyah. Maksudnya ialah semua elemen nan berhubungan dengan kejiwaan harus selalu menurut pada tuntunan Al-Qur'an serta sunah dari Nabi Muhamad. Contoh dari unsur kejiwaan ini misalnya semangat spiritual, fitrah, moral, tingkah laku, kesopanan dan lain-lain.

Para tokoh psikologi Islam di seluruh global juga selalu mengajarkan dan memberi teori tentang hal tersebut. Meski cara penyampaiannya berlainan atau berbeda, namun pada inti ajarannya tetap sama.
Para pakar psikologi dari negara-negara Barat juga mengakui akan kebenaran dari teori nan disampaikan oleh tokoh tokoh psikologi Islam tersebut. Bahkan di antara mereka ada nan meyakini bila terdapat interaksi nan erat antara tasawuf dan psikologi. Karena tasawuf ialah sebuah metode pengolahan batin nan mampu mengobati penyakit nan diderita oleh jiwa (bukan penyakit fisik), sekaligus buat membersihkan hati serta membuat mental selalu dalam kondisi nan sehat.


Tokoh Psikologi Islam Beberapa tokoh psikologi Islam nan sampai saat ini masih diakui sebagai pakar psikologi nan ajarannya dapat dijadikan acum atau surat keterangan bagi psikolog lain diantaranya ialah :


1. Ja'far As-sadiq Tokoh psikologi Islam terkemuka ini hayati antara tahun 702 hingga 765 Masehi dan lahir di kota Madinah. Dia jadi terkenal sebab menguasai ilmu pengetahuan nan luas serta agama nan mumpuni. Dia berpendapat bila nafsu itu dapat memunculkan sifat nan egois. Sedangkan kalbu dapat mendorong seseorang buat selalu mencintai Allah dengan tulus dan ikhlas.


2. An-Nasyaburi
 Profesi sebenarnya dari tokoh ini ialah seorang dokter. Namun dia juga menguasai ilmu psikologi. Bahkan sebelum mati pada tahun 1016 masehi, dia sempat menulis buku nan diberi judul Al-Uqala Al-Majnin. Salah satu isi dari buku ini ialah menerangkan suatu rasa marah atau emosi nan diluar kendali sehingga menyebabkan seseorang dapat kehilangan akal sehatnya.


3. Ibuni Miskawayh Tokoh psikologi Islam nan satu ini lahir pada tahun 941 dan mati pada 1030 Masehi. Dia menulis buku tentang interaksi rasa takut dan kematian dengan moralitas. Dia mengajak masyarakat buat selalu menyukai kegiatan sedekah atau derma dan mau menjalankan kewajiban membayar zakat sebagai wahana buat mensucikan harta.


4. Al-Ghazali Oleh para psikolog dari negara Barat, beliau lebih dikenal dengan sebutan Algazel. Tokoh psikologi Islam ini menyatakan bila jenis penyakit itu ada dua yaitu fisik dan mental atau spiritual. Penyakit mental dinilai lebih bahaya sebab mampu membuat seseorang tak merasa dekat lagi dengan Tuhan. Cara penyembuhannya harus dilakukan dengan memunculkan atau memberi rasa cinta pada penderita.


5. Ibnu Sina
 Pernyataan beliau nan terus dikenang sampai saat ini ialah tentang kehidupan roh di global nan terbagi dalam tiga golongan, yaitu roh milik manusia, tumbuhan dan hewan. Yang paling unik dari ketiganya ialah roh milik manusia, sebab buat menjalani hayati bersama jasad, roh ini memerlukan roh nan lain yaitu tumbuhan dan binatang.


6. Ibnu Rusyd Jasa terbesar beliau buat perkembangan ilmu psikologi di global ialah hasil karyanya nan berjudul Al-Tuhafut. Melalui karya besarnya ini Ibnu Rusyd memberi pernyataan bila roh memberi ijin pada jasad nan dimiliki seseorang buat menjalani kehidupan. Namun meski jasad sudah meninggal, namun roh tetap hayati di alam nan lain dan akan bangkit lagi ketika hari kiamat sudah tiba. Dalam masa kebangkitannya ini roh sudah tak memerlukan jasad lagi.


7. Al Farabi Salah satu tokoh psikologi Islam global nan terkenal ialah Al Farabi. Selain dikenal sebagai psikolog Islam, beliau pun dikenal sebagai ilmuwan dalam bidang fisika, kimia, filsuf, pakar ilmu logika, pakar ilmu jiwa, metafisika, politik, dan lain sebagainya. Beliau dilahirkan di Farab pada 257 H atau 870 M dan meninggal global pada 339 H atau 950 M.
Sebagai seorang filsuf, Al Farabi termasuk filsuf muslim terkenal pada zamannya dan sangat sukar buat mencari padanannya. Filsuf nan memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag ini sejak kecil dikenal sebagai anak nan rajin belajar dan memiliki otak nan cerdas. Di kota kelahirannya, Farab, beliau belajar bahasa Arab, bahasa Turki, bahasa Parsi, dan ilmu agama. Farabi besar memutuskan buat pindah ke Baghdad dan menetap di sana selama 20 tahun.
Di Baghdad, beliau mempelajari ilmu filsafat, logika, matematika, etika, ilmu politik, musik, dan ilmu lainnya. Setelah dari Baghdad, Al Farabi memutuskan buat pindah ke Harran (Iran). Di sana, Al Farabi mempelajari ilmu filsafat Yunani kepada beberapa pakar di antaranya Yuhan bin Hailan. Setelah dari Harran (Iran) beliau pindah lagi ke Baghdad.
Selama di Baghdad, Al Farabi menghabiskan waktunya buat mengajar dan menulis. Beberapa hasil karyanya antara lain buku tentang ilmu logika, fisika, ilmu jiwa, metafisika, kimia, ilmu politik, dan lain sebagainya. Namun, sebagain besar karya-karya nan ditulis Al Farabi nan ditulis dalam bahasa Arab hilang dari peredaran. Sekarang ini, nan tersisa sekitar 30 buah.
Nah, berikut ini karya-karya nan dihasilkan oleh Al Farabi.

1.     Agrad al Kitab ma Ba'da Tabi'ah (Intisari Buku Metafisika)
2.    Al Jam'u Baina Ra'yai al Hakimaini (Mempertemukan dua pendapat Filusuf : Plato dan Aristoteles)
3.    'Uyun al Masa'il (Pokok-pokok persoalan)
4.    Ara'u Ahl al Madinah (Pikiran-pikiran Penduduk Kota)
5.    Ihsa' al 'Ulum (Statistik Ilmu)

Saat pergolakan politik terjadi di Baghdad pada 330 H atau 941 M, Al Farabi merantau ke Haleb (Aleppo). Di sana, beliau mendapatkan perlakuan istimewa dari Sultan Dinasti Hamdani nan berkuasa saat itu. Karena mendapat perlakuan baik, Al Farabi tetap tinggal di sana hingga akhir hayatnya.
Jasa Al Farabi dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu filsafat Islam sangat besar. Menurut berbagai sumber, beliau menguasai 70 jenis bahasa di global dan sebab itulah beliau dikenal sebagai ilmuwan nan menguasai banyak cabang keilmuan.

Al Farabi dikenal sebagai ilmuwan pertama nan memasukkan ilmu logika ke dalam kebudayaan Arab. Dalam bidang filsafat, Al Farabi temasuk golongan kelompok filsuf kemanusiaan. Beliau lebih mementingkan soal-soal kemanusiaan, seperti akhlak atau etika, kehidupan intelektual, politik, dan seni. Dalam ilmu filsafat, filsafat nan diajarkan Al Farabi merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan Neo Platonisme dengan pemikiran keislaman nan jelas.

Al Farabi meyakini bahwa antara agama dan filsafat tak ada kontradiksi sebab sama-sama membawa kepada kebenaran. Akan tetapi, beliau tetap berhati-hati bahkan risi jika filsafat itu membuat iman seseorang menjadi rusak. Oleh sebab itu, beliau berpendapat bahwa selain dirumuskan dengan bahasa uang samar-samar, filsafat pun hendaknya jangan sampai bocor ke tangan orang awam.
Nah, itulah klarifikasi mengenai tokoh-tokoh psikologi Islam dunia. 

Tokoh-tokoh psikologi Islam tak kalah dengan tokoh-tokoh psikologi lainnya. Bahkan, tokoh psikologi modern banyak berpatokan pada tokoh-tokoh psikologi Islam. Semoga klarifikasi mengenai tokoh psikologi Islam ini bermanfaat bagi Anda. ;)

Referensi:


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Cari Blog Ini

Blogger templates

Kalender

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Assalamualaikum... Selamat datang di blog aku yang masih banyak kekurangan ini hehe,semoga blog ini dapat memberi manfaat kepada kalian yang membacanya ya...,Syukron ;)

Copyright © All About Psikologi -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan

Batman Begins - Alternate Select