Sabtu, 11 Juni 2016
Assalamualaikum
wr.wb.
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku-perilaku manusia dan proses mental yang mendasarinya. Wilhelm Wundt
dikenal sebagai bapak psikologi karena jasanya mendirikan laboratorium
psikologi pertama secara resmi. Namun ilmu ini berakar lebih jauh daripada itu,
psikologi awalnya tidak dapat dipisahkan dengan filsafat yang
pemikiran-pemikirannya bermula dari Yunani kuno.
- kemampuan
berpikir yang
berasal dari kepala,
- kemampuan
merasakan yang
berasal dari dada,
- dan kemampuan
berkehendak yang berasal dari perut.
Aristoteles (384-322 SM), murid Plato, kemudian mengembangkan filsafat
realisme yang bertentangan dengan ajaran gurunya. Menurut Aristoteles,
pengetahuan tidak didapat hanya dari alam idea, namun juga dari pengalaman kehidupan.
Manusia lahir dalam keadaan "tabula rasa", yang artinya
keadaan kosong, tidak punya gagasan atau kepribadian apa-apa. Di dunia ini
terdapat 4 macam sifat alam yang berasal dari keberadaan jiwa tertentu pada
tiap benda/makhluk hidup:
- Sifat anorganis:
terdapat pada benda-benda mati yang tidak memiliki jiwa.
- Sifat vegetatif:
merupakan sifat dasar yang terdapat pada makhluk hidup yaitu bertumbuh,
yang dikendalikan oleh jiwa tumbuhan (anima vegetativa).
- Sifat sensitif:
sifat ini terdapat pada hewan, yaitu kemampuan merasa dan
menghendaki. Ia dikendalikan oleh jiwa binatang (anima sensitiva).
- Sifat intelektif:
merupakan sifat yang hanya dimiliki manusia, yaitu kemampuan untuk berpikir yang
dikendalikan oleh jiwa rasional (anima intellectiva).
Menurut Aristoteles, jiwa yang lebih tinggi memiliki jiwa yang lebih rendah. Jadi, manusia selain memiliki jiwa anima, juga memiliki jiwa anima vegetativa dan sensitiva. Pemikiran-pemikiran Aristoteles kemudian menjadi sastra dan referensi bagi para pelajar, pada zaman pertengahan setelahnya.
Peter Abelard (1079-1142) mengembangkan sebuah gagasan filosofis yang dikenal
sebagai konseptualisme. Gagasan ini merupakan gagasan yang
menengahi nominalisme dan realisme. Alam semesta sebenarnya tidak memiliki arti
dan makna, melainkan jiwa yang mengonsepkan makna (dan nama benda-beenda) di
balik realitas sesungguhnya dengan cara mendeteksi kesamaan benda yang ada.
Contohnya kucing diidentikkan dengan kaki empat, mata menyala, telinga lancip,
bunyi "meow", dsb. Perspektif ini masih digunakan sampai saat ini
dalam psikologi kognitif.
Kekristenan pada saat itu, di Zaman Pertengahan, sangat
berkuasa, dan filsafat tidak dapat dipisahkan darinya. Tokoh filsuf terbesar
pada zaman itu, Thomas van Aquino (1225-1274), memperkenalkan ajaran filsafat skolastisisme.
Filsafat skolastisisme memakai metode yang berpusat pada buku teks
yang ditulis oleh tokoh autoratif. Ajaran filsafat pada saat itu tidak jauh
berbeda dibandingkan zaman kuno, hanya saja ditambahi dengan ajaran Kristen.
Thomas Aquinas juga menyetujui dikotomi jiwa seperti Aristoteles, menurutnya
jiwa terdiri dari bagian-bagian berikut:
- Kemampuan vegetatif:
makan, minum, seks, dan bertumbuh.
- Kemampuan sensitif:
perasaan dan kemampuan panca indera.
- Kemampuan lokomotor:
bergerak.
- Kemampuan apetitif:
kemampuan untuk berkehendak dan mengingini sesuatu.
- Kemampuan intelektual:
berpikir dan menalar. Kemampuan unggul yang hanya diberikan kepada
manusia.
Memerangi kefanatikan agama yang membuat kreativitas
manusia terkungkung pada zaman itu, muncullah gerakan Renaisans pada abad ke-15
dan 16. Gerakan Renaisans merupakan pemicu gagasan humanisme
yang berfokus kepada manusia daripada Tuhan dan afterlife. Gerakan
tersebut menimbulkan kesadaran akan kemerdekaan manusia sebagai makhluk
individual dan liberal. Pemikiran skolastik mulai ditinggalkan dan pada abad
17-18 humanisme berkembang, dan kemudian mengarahkan pada berkembangnya metode
induktif dalam penelitian. Metode induktif berkembang pada sastra, fisika,
biologi, dan kemudian psikologi-pun mulai terpengaruh olehnya.
J.L. Vives (1492-1540) mempelopori berkembangnya psikologi dengan metode
empiris yang tidak bersifat spekulatif lagi. Dalam bukunya Deanima et
Vita (Tentang Jiwa dan Hidup), Vives menguraikan tentang gejala
kesadaran dan asosiasi pikiran, petunjuk cara menghafal, serta gejala nafsu dan
perasaan manusia. Vives dijuluki sebagai bapak psikologi modern oleh Foster
Watson (1915).
Rene Descartes (1596-1650) kemudian muncul dengan membawa paham rasionalisme.
Filsuf ini terkenal dengan slogannya, cogito ergo sum, yang artinya
"saya berpikir maka saya ada". Descartes menjabarkan dua unsur dalam
diri manusia, yaitu substansi ekstensio (badani yang
bervolume) dan substansi cogitans (pikiran yang tidak
bervolume). Dua unsur ini terhubung secara gaib oleh pijnappelklier, yaitu
bagian kelenjar buah kacang yang terdapat pada otak bawah bagian tengah.
Descrates menunjukkan gaya berpikir dualistis.
Kemudian B.
Spinoza (1632-1677) mengembangkan
ajaran di mana tubuh dan jiwa merupakan unsur yang berjalan secara paralel dan
tidak memengaruhi satu sama lain, yang bernama psikofisik paralelisme.
Ajaran ini bersifat monistis dan menganggap hanya ada satu substansi yang
bersifat ketuhanan yaitu alam sendiri. Alam semesta merupakan tubuh Tuhan,
ajaran ini pada masa kini disebut panteisme, walaupun pada saat itu
disamakan dengan ateisme.
John Locke (1632-1704) merupakan
tokoh empirisme. Teori tabula rasa kebanyakan
diketahui dikembangkan olehnya. Ia menulis essai mengenai Human
Understanding, menerangkan bahwa manusia lahir tanpa gagasan atau idea dan
bahwa pengetahuan dan pengertian manuia berasal dari pengalaman. Ada dua cara
manusia memperoleh pengertian, yang pertama dari penginderaan terhadap
dunia luar, dan yang kedua evaluasi atau refleksi yang dilakukan di
dalam pikiran. Kedua jenis pengetahuan tersebut merupakan idea
sederhana, dan kemudian saling berinteraksi satu sama lain membentuk idea
kompleks. Karena penjelasannya banyak menyinggung interaksi
gagasan-gagasan, maka psikologi John disebut psikologi asosiasi.
John memakai metode induksi dengan meneliti dirinya sendiri, namun tetap
melenceng ke arah deduktif, dikarenakan ia tetap harus membuat asumsi-asumsi
terlebih dahulu sebelum melakukan observasi.
Kira-kira pada pertengahan abad ke-19, paham materialisme berkembang
luas. Orang-orang menganggap segala yang ada di alam semesta berasal dari
gejala kebendaan. Energi juga digolongkan sebagai materi. Karena fenomena ini,
maka arus perkembangan psikologi juga mengarah ke biologi, yang kemudian
menjadi psikologi fa'al. Temuan-temuan sains terus berkembang
mengenai sensasi dan persepsi pada otak manusia, bagian mana pada otak yang
mengendalikan sensasi tertentu (misalnya proses bicara diatur di pusat Broca,
pendengaran di pusat Wernicke, dst). Charles Darwin juga ikut berkonstribusi
terhadap pengetahuan tentang perilaku manusia melalui penelitian dan
tulisan-tulisannya.
Pada tahun 1879, Wilhelm
Wundt (1832-1920) mendirikan
laboratorium psikologi pertama, dan pada tahun 1886 akhirnya psikologi mendapat
pengakuan dari universitas dan berdiri sebagai disiplin mandiri. Wundt memakai
metode eksperimen dalam penelitian-penelitiannya dan menetapkan syarat-syarat
pelaksanaan eksperimen. Oleh sebab itu ia dijuluki juga sebagai bapak psikologi
eksperimental.
Wundt mengembangkan perspektif strukturalisme dengan menggunakan metode instrospeksi sebagai sarana psikologisnya. Wundt memperdengarkan suara-suara tertentu kepada subyek di dalam laboratorium dan kemudian subyek melakukan instrospeksi diri.
Wundt juga menemukan suatu proses mental di mana informasi pengalaman baru yang masuk ke otak akan diasimilasikan dan digubah sesuai dengan pengalaman lama yang telah ada di dalam otak, yang dinamakan apersepsi. Orang berbeda bisa saja mengapersepsikan suatu kejadian secara berbeda, tergantung dengan pengalaman masa lalunya.
Psikologi Gestalt berkembang dari strukturalisme.
Wundt mengembangkan perspektif strukturalisme dengan menggunakan metode instrospeksi sebagai sarana psikologisnya. Wundt memperdengarkan suara-suara tertentu kepada subyek di dalam laboratorium dan kemudian subyek melakukan instrospeksi diri.
Wundt juga menemukan suatu proses mental di mana informasi pengalaman baru yang masuk ke otak akan diasimilasikan dan digubah sesuai dengan pengalaman lama yang telah ada di dalam otak, yang dinamakan apersepsi. Orang berbeda bisa saja mengapersepsikan suatu kejadian secara berbeda, tergantung dengan pengalaman masa lalunya.
Psikologi Gestalt berkembang dari strukturalisme.
Kemudian pada saat yang sama muncullah fungsionalisme,
yang dikembangkan oleh William James (1842-1910). Fungsionalisme lebih menekankan penelitian
psikologi pada fungsi kesadaran manusia dan bukan strukturnya. Psikologi
kognitif berakar dari pemikiran fungsionalisme ini.
William James juga merumuskan teori emosinya. Berbeda dari apa yang diyakini masyarakat luas, dia berargumen bahwa emosi muncul setelah manusia merespon stimulus. Perumpamaannya yang paling terkenal adalah jika Anda melihat beruang, Anda tidak merasa takut terlebih dahulu lalu lari, melainkan respons lari muncul terlebih dahulu yang menyebabkan Anda merasa takut. Jadi respons fisiologis mendahului emosi. Namun teori tersebut dikritik karena tidak dapat menjelaskan kejadian di mana sebuah respon fisiologis dapat menghasilkan emosi yang berbeda, misalnya berkeringat bisa jadi menandakan bahwa orang merasa takut atau terangsang.
William James juga merumuskan teori emosinya. Berbeda dari apa yang diyakini masyarakat luas, dia berargumen bahwa emosi muncul setelah manusia merespon stimulus. Perumpamaannya yang paling terkenal adalah jika Anda melihat beruang, Anda tidak merasa takut terlebih dahulu lalu lari, melainkan respons lari muncul terlebih dahulu yang menyebabkan Anda merasa takut. Jadi respons fisiologis mendahului emosi. Namun teori tersebut dikritik karena tidak dapat menjelaskan kejadian di mana sebuah respon fisiologis dapat menghasilkan emosi yang berbeda, misalnya berkeringat bisa jadi menandakan bahwa orang merasa takut atau terangsang.
Tidak lama setelah itu, metode baru dalam dunia psikologi
mulai merebak, yang dikenal dengan psikoanalisa. Metode ini
dikembangkan oleh tokoh psikologi yang mungkin paling terkenal sepanjang masa,
dia adalah Sigmund Freud (1856-1939). Freud memiliki latar belakang kedokteran di bidang
saraf, dan meneliti pasien yang menderita histeria bersama rekannya, Breuer.
Beberapa saat kemudian Freud menemukan bahwa kebanyakan kasus pasien yang ditanganinya memiliki permasalahn yang berakar dari satu aspek utama, yaitu hasrat seksual yang tersembunyi. Penemuannya ini menimbulkan kontroversi dan menuai kritikan dari banyak pihak. Freud kemudian memperbaharui teorinya, bahwa manusia didorong oleh dua energi utama yang bersifat instingtif, yaitu energi eros dan thanatos, atau seks dan agresi.
Freud juga mengemukakan bahwa manusia hampir seluruhnya dikuasai oleh alam bawah sadar yang terbentuk pada masa kecil. Dalam tahapan perkembangan psikoseksual yang disusun oleh Freud, ia menunjukkan bahwa perkembangan manusia tidak lepas dari kebutuhan seksual anak bahkan sejak kecil. Tahapan tersebut terdiri dari:
Beberapa saat kemudian Freud menemukan bahwa kebanyakan kasus pasien yang ditanganinya memiliki permasalahn yang berakar dari satu aspek utama, yaitu hasrat seksual yang tersembunyi. Penemuannya ini menimbulkan kontroversi dan menuai kritikan dari banyak pihak. Freud kemudian memperbaharui teorinya, bahwa manusia didorong oleh dua energi utama yang bersifat instingtif, yaitu energi eros dan thanatos, atau seks dan agresi.
Freud juga mengemukakan bahwa manusia hampir seluruhnya dikuasai oleh alam bawah sadar yang terbentuk pada masa kecil. Dalam tahapan perkembangan psikoseksual yang disusun oleh Freud, ia menunjukkan bahwa perkembangan manusia tidak lepas dari kebutuhan seksual anak bahkan sejak kecil. Tahapan tersebut terdiri dari:
- Tahap
oral terjadi
pada masa bayi. Pada tahap ini daerah liblinal bayi terletak pada mulut,
di mana bayi mendapatkan kepuasan seksual dari menyusu pada ibu.
- Tahap
anal terjadi
pada usia 8 bulan hingga 3 tahun. Pada masa ini anak diajarkan untuk
menahan buang air dan buang air di tempat yang benar, karena itu daerah
kepuasan seksual anak terletak di daerah anus.
- Tahap
falis terjadi
pada usia 3 - 6 tahun, di mana anak mulai menyadari perbedaan mendasar
pada tubuh laki-laki dan perempuan. Daerah kepuasan seksual anak terletak
pada genital diri sendiri. Pada tahap ini juga terjadi apa yang disebut
Freud sebagai kompleks Oidipus, di mana anak laki-laki
menujukan hasrat libidonya kepada ibu. Anak mengalami perasaan "takut
dikebiri" atau castration anxiety oleh ayahnya yang
lebih perkasa, dan oleh karena itu ia meredam hasratnya pada ibunya dan
kemudian mengidentifikasi sifat ayahnya dengan tujuan membujuk ayah agar
tidak mengebirinya (perasaan tersebut terjadi secara metaforis). Murid
Freud, Jung, memakai istilah kompleks Elektra untuk
mendeskripsikan fenomena tersebut pada anak perempuan.
- Tahap
laten kemudian
merupakan masa redupnya hasrat-hasrat seksual, terjadi pada usia 6 tahun
hingga pubertas. Hasrat seksual dialihkan pada aktivitas-aktivitas lain di
sekolah.
- Tahap
genital berlaku
dari pubertas hingga tua kelak. Hasrat seksual anak kembali muncul, namun
tidak lagi berpusat pada diri atau dalam keluarga. Hasrat libido diarahkan
kepada orang lain. Ego sudah berkembang dan dapat
mengendalikan hasrat ke dalam bentuk pertemanan, hubungan keluarga,
pacaran, dan lain-lain.
Ivan Pavlov (1849-1936) mengadakan
penelitian terhadap anjing yang menjadi penelitian pengondisian klasik yang
pertama. Anjing awalnya mengeluarkan air liur hanya jika disodori makanan.
Namun setelah bunyi bel dibunyikan tiap kali anjing disodori makanan, anjing
perlahan mengasosiasikan bunyi bel dengan makanan. Dengan begitu, akhirnya tiap
bel dibunyikan anjing akan mengeluarkan air liur. Penelitian ini memberi
kontribusi terhadap aliran psikologi behavioristik.
Carl Gustav Jung (1875-1961) merupakan
murid Freud yang kemudian berpisah dan mengembangkan teori psikologinya
sendiri, yaitu psikologi analitis (bedakan dengan
psikoanalisa). Teori yang dikembangkan Jung ini merupakan teori yang paling
"tidak biasa" selain teori psikoanalisa Freud.
Jung mengemukakan salah satu idenya yang paling terkenal tentang ketidaksadaran kolektif sebagai salah satu struktur kepribadian manusia. Ketidaksadaran kolektif terdiri dari berbagai arketipe-arketipe yang diwarisi dari leluhur kita. Ia tertanam dalam DNA manusia dan memperlihatkan sifat-sifat universal yang terdapat pada setiap manusia. Arketip-arketip yang paling umum adalah:
Jung mengemukakan salah satu idenya yang paling terkenal tentang ketidaksadaran kolektif sebagai salah satu struktur kepribadian manusia. Ketidaksadaran kolektif terdiri dari berbagai arketipe-arketipe yang diwarisi dari leluhur kita. Ia tertanam dalam DNA manusia dan memperlihatkan sifat-sifat universal yang terdapat pada setiap manusia. Arketip-arketip yang paling umum adalah:
- Persona: Sifat-sifat
yang secara sengaja kita tunjukkan pada orang lain untuk menyembunyikan
diri yang sebenarnya.
- Bayang-bayang: Bagian dari
kepribadian yang dianggap tidak bisa diterima dan tetap disembunyikan dan
jika diperlihatkan mungkin akan dicela oleh masyarakat. Sifat binatang
juga diwariskan dalam arketip ini.
- Anima/Animus: Anima
merupakan pemahaman femininitas yang terdapat dalam ketidaksadaran pria,
sedangkan animus merupakan pemahaman maskulinitas yang terdapat dalam
ketidaksadaran wanita. Ia sering muncul dalam mimpi menjadi representasi
diri kita sebagai lawan jenis.
- Diri: Diri merupakan
pusat dari semua aspek kepribadian, baik yang sadar maupun tak sadar. Ia
merupakan tujuan yang terus-menerus diperjuangkan oleh manusia, namun
jarang tercapai.
Bagi Jung, tugas utama manusia dalam hidup adalah untuk menjalankan proses individuasi, atau proeses integrasi antara setiap aspek dari kepribadian dalam diri manusia, baik yang sadar maupun tidak sadar. Sayangnya, teori Jung sulit untuk diteliti dan dinilai cenderung mengarah ke "suasana mistis". Namun tes asesmen kepribadian ala Jung masih dipakai hingga saat ini, yang merupakan gabungan antara sikap diri (ekstraversi/introversi) dan fungsi diri (pikiran/perasaan/penginderaan/intuisi).
Max Wertheimer (1880-1943) adalah pencetus psikologi Gestalt. Ia
mempublikasikan karya penelitiannya tentang fenomena phi yang
berkonstribusi terhadap berkembangnya sekolah psikologi Gestalt.
American Psychological Association (APA) berdiri pada bulan Juli 1892 di Clark
University. Awalnya anggotanya terdiri dari 26 orang yang dipimpin oleh G.
Stanley Hall. APA menjadi organisasi psikologi terbesar di dunia saat ini
dan telah menjadi acuan para psikolog di seluruh penjuru negeri. Asosiasi ini
telah menyusun Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang
terus diperbaharui sampai saat ini (volume keempat) sebagai panduan para
psikolog.
Behaviorisme adalah salah satu pendekatan psikologi yang
didirikan oleh John Watson (1878-1958). Pendekatan ini berusaha
mempelajari manusia melalui cara manusia belajar. Pengondisian merupakan
teori penting dalam pendekatan ini, yang terdiri dari dua jenis, yaitu pengondisian
klasik dan pengondisian operan. Penemuan Ivan Pavlov
dijadikan landasan untuk teori pengondisian klasik. Sedangkan pengondisian
operan, eksperimennya dilakukan oleh B.F. Skinner.
B.F. Skinner (1904-1990) melakukan
eksperimen terhadap tikus yang diberi stimulus tertentu untuk mendapatkan
respon tertentu. Tikus diletakkan dalam Skinner box yang di
dalamnya terdapat sebuah tuas yang jika ditekan akan memberi tikus makanan.
Tikus dibiarkan bergerak secara acak di dalam kotak hingga kemudian tidak
sengaja menekan tuas dan mendapatkan makanan. Kali pertama, tikus belum
memahami sistem kerja kotak tersebut, namun setelah stimulus makanan terjadi
berulang-ulang, maka frekuensi respons tikus menekan tuas semakin meningkat.
Percobaan ini kemudian dikenal sebagai contoh pengondisian operan.
Selanjutnya Skinner melakukan penelitian lain yang sejenis menggunakan stimulus
yang berbeda-beda. Penelitiannya ini kemudian berpengaruh besar pada aliran
behaviorisme dan kognitif.
Kemudian Skinner-pun mengelompokkan jenis-jenis pengondisian operan, yang mana ia digunakan untuk mengendalikan perilaku atau respons, di antaranya:
Kemudian Skinner-pun mengelompokkan jenis-jenis pengondisian operan, yang mana ia digunakan untuk mengendalikan perilaku atau respons, di antaranya:
- Penguatan
positif:
Contohnya eksperimen tikus tadi. Pemberian stimulus menyenangkan akan
menghasilkan respons yang meningkat.
- Penguatan
negatif:
Contohnya percobaan lain Skinner. Skinner box dialiri dengan setruman
listrik. Jika tikus menekan tuas, aliran listrik berhenti. Intinya adalah
pengurangan stimulus yang tidak menyenangkan akan menghasilkan respons
yang meningkat.
- Hukuman
positif:
Tikus menekan tuas dan mendapat setruman listrik. Perlahan tikus tidak
lagi mau menekan tuas. Pemberian stimulus yang tidak menyenangkan akan
menghilangkan/mengurangi respons.
- Hukuman
negatif:
Tikus menekan tuas dan tidak mendapat makanan. Kemudian tikus tidak lagi
menekan tuas. Rumusnya adalah pengurangan stimulus yang menyenangkan akan
menghilangkan/mengurangi respons.
Teori pengondisian operan Skinner cocok dipakai dalam pengasuhan anak dan proses belajar di sekolah.
Jean Piaget (1896-1980) merupakan
tokoh perkembangan kognitif yang paling terkenal. Ia
memfokuskan pada edukasi terhadap anak-anak. Ia juga mengemukakan dua proses
berpikir pada otak manusia, yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses di mana informasi yang baru disesuaikan dengan kerangka
informasi yang telah ada dalam otak sebelumnya. Akomodasi adalah proses di mana
sistem kerangka informasi lama yang ada di otak diubah agar sesuai dengan
informasi baru yang diterima.
Piaget menyusun tahapan perkembangan kognitif anak, yaitu:
Piaget menyusun tahapan perkembangan kognitif anak, yaitu:
- Tahap
sensorimotor
- Tahap
pra-operasional
- Tahap
operasional konkrit
- Tahap
operasional formal.
Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934) adalah seorang teoritikus psikologi Rusia yang
lahir di tahun yang sama dengan Piaget, namun meninggal di usia yang relatif
muda, 38 tahun. Ia merupakan pionir psikologi sosial-budaya.
Menurutnya, teori perkembangan kognitif Piaget terlalu terpusat pada diri dan
terlalu meremehkan pengaruh sosial dalam perkembangan kognitif anak. Kemudian
ia mengusulkan perkembangan kognitif anak melalui pendekatan sosial-budaya.
Salah satu topik dalam teorinya adalah Zone of Proximal Development (ZPD), di mana ia menerangkan bahwa ZPD merupakan jarak antara perkembangan aktual dengan perkembangan potensial. Perkembangan aktual merupakan batas kemampuan anak yang sebenarnya saat mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Sedangkan perkembangan potensial merupakan batas kemampuan anak yang lebih jauh yang bisa dicapai jika dibantu oleh orang dewasa atau teman sebaya. Metode scaffolding digunakan untuk membantu anak mencapai perkembangan potensialnya, yaitu dengan cara mengurangi memberi bantuan pada anak secara bertahap saat melakukan sesuatu, dengan tetap mengawasi perkembangannya.
Salah satu topik dalam teorinya adalah Zone of Proximal Development (ZPD), di mana ia menerangkan bahwa ZPD merupakan jarak antara perkembangan aktual dengan perkembangan potensial. Perkembangan aktual merupakan batas kemampuan anak yang sebenarnya saat mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Sedangkan perkembangan potensial merupakan batas kemampuan anak yang lebih jauh yang bisa dicapai jika dibantu oleh orang dewasa atau teman sebaya. Metode scaffolding digunakan untuk membantu anak mencapai perkembangan potensialnya, yaitu dengan cara mengurangi memberi bantuan pada anak secara bertahap saat melakukan sesuatu, dengan tetap mengawasi perkembangannya.
Pada tahun 1938, teknik terapi baru yang diciptakan oleh
neuropsikiater Hungaria, Ladislas J. Meduna, diujikan untuk pertama kalinya
pada manusia. Teknik ini dilakukan dengan memberikan serangan listrik kepada
pasien yang telah dianestesi untuk memberikan efek terapitis. Teknik ini
disebut Electroconvulsive Therapy (ECT). ECT digunakan hingga hari ini kepada
pasien yang menderita depresi berat, mania, atau katanonia.
Lalu mulailah muncul masa awal pendekatan
humanistik pada psikologi. Pendekatan ini diciptakan oleh Carl Ransom Rogers (1902-1987), yang juga dijuluki sebagai bapak dari
penelitian psikoterapi.
Abraham Maslow (1908-1970) juga
merupakan salah satu penemu psikologi humanistik. Ia termasuk tokoh yang
terkenal oleh teori motivasi yang disusun olehnya, yaitu hierarki
kebutuhan manusia. Teori ini juga berpengaruh pada pembentukan psikologi
positif. Maslow mengemukakan kebutuhan-kebutuhan manusia dari yang paling dasar
hingga yang tertinggi. Jika kebutuhan dasar tidak terpenuhi, maka manusia tidak
akan memikirkan kebutuhan lain yang berada di tingkatan yang lebih tinggi.
Maslow menyusun kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam tingkatan berbentuk
piramida. Awalnya hanya terdapat lima kebutuhan, namun kemudian Maslow
mengembangkannya menjadi delapan.
Urutan kebutuhan dari yang paling rendah:
- Kebutuhan fisiologis:
makan, minum, tidur, seks, oksigen.
- Kebutuhan rasa aman:
hukum, rumah, asuransi, polisi.
- Kebutuhan cinta (sosial):
teman, pacar, dukungan, penerimaan, berbagi.
- Kebutuhan harga diri:
jabatan/karir, harta, pengakuan, kehormatan.
- Kebutuhan kognitif:
rasa ingin tahu, belajar, mengamati orang lain.
- Kebutuhan estetis:
bersantai, menikmati alam, menikmati musik, menggambar.
- Kebutuhan aktualisasi diri:
keinginan untuk produktif dan berkembang, menambah kemampuan,
merealisasikan bakat.
- Kebutuhan transendensi:
mengajar, beribadah, berdonasi (dilakukan bukan untuk kepentingan diri).
Peneliti-peneliti baru terus bermunculan membawa
konstribusi yang sedikit demi sedikit mulai memperkaya kajian psikologi. Pada
tahun 1998, Martin Seligman (1942-sekarang) terpilih menjadi presiden APA dan menciptakan
perspektif baru yang ia sebut psikologi positif. Jika kebanyakan
kajian psikologi membahas bagaimana manusia bisa sakit mental, maka ia membahas
tentang bagaimana seseorang bisa menjadi sehat.
Ilmu psikologi terus berkembang dan berusaha merumuskan
pola tingkah laku manusia untuk dipelajari. Di masa kini, pendekatan neurologis
mulai populer digunakan dalam mempelajari psikologi manusia. Psikologi
diaplikasikan dalam sekolah, bisnis, industri, politik, hukum, olahraga, seni,
dan bidang-bidang lainnya. Psikologi juga merambat ke dalam dunia hiburan,
contohnya serial TV "Lie To Me" yang berbasis penelitian emosi yang
dilakukan Paul Ekman. Di masa depan, psikologi diharapkan mampu membentuk
manusia yang sehat dan produktif dalam mengembangkan potensinya pada
bidang-bidang yang dibutuhkan demi kemajuan manusia.
sekian materi yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat ;)
Referensi:
- Boeree, C.G. (2012). The History
of Psychology. http://webspace.ship.edu/cgboer/historyofpsych.html
- The Guardian (2009). Timeline:
The development of psychology.
http://www.guardian.co.uk/lifeandstyle/2009/mar/07/timeline-psychology-history
- Berrios G E (1997). "The
scientific origins of electroconvulsive therapy". History of
Psychiatry 8 (29 pt 1):
105–119. doi:10.1177/0957154X9700802908